Apa itu VUCA
VUCA pertama kali digunakan dalam dunia militer pada era sembilan puluhan untuk menggambarkan situasi medan tempur yang dihadapi oleh pasukan operasional dimana informasi medan yang ada amat terbatas.
Melalui VUCA, sebuah perusahaan akan memiliki kapasitas untuk mengantisipasi isu yang membentuk kondisi, memahami konsekuensi masalah dan tindakan, menghargai kebersalingbergantungan variabel, mempersiapkan diri menghadapi realitas dan tantangan alternatif, dan mengidentifikasi dan memahami peluang yang relevan.
Dalam situasi VUCA para leader dituntut untuk memiliki kejelasan visi jangka panjang namun fleksibel dan adaptif dengan durasi tempo respon yang pendek. Value dan outcome menjadi pegangan untuk decision making. Visi jangka panjang tetap dipegang menjadi pemandu oleh leader. Namun pendekatan adaptif dan agile menjadi pendekatan di lapangan. Pola pengelolaan organisasi yang kaku dan bergantung pada kepastian akan menyulitkan gerak cepat para pelaku lapangan justru menjadi penghambat bisnis bermanuver meraih kesempatan pertumbuhan.
Akronim VUCA merupakan singkatan Volatile, Uncertain, Complexity and Ambiguity.
1. Volatilty, yaitu sebuah perubahan yang sangat cepat dan rentan. Segala sesuatu baik perusahaan, organisasi, ataupun pekerjaan akan menghadapi volatilitas ini. Pasar tidak sesederhana dahulu. Ia berdinamika sangat cepat. Katakanlah bila kamu hendak membuat sebuah restoran yang menyediakan mie ramen kemudian mie ramen tersebut mendapatkan pasar yang banyak.
2. Uncertainty, yaitu sebuah ketidakpastian. Di masa sekarang kamu akan kesulitan untuk memprediksi pasar akan seperti apa. Salah satu contohnya adalah seven eleven. Siapa yang tidak mengenal retail mart yang satu ini. Selain menyediakan berbagai macam komoditas, mereka juga menyediakan tempat yang pas banget untuk nongkrong. Sayangnya pada akhirnya seven eleven harus menelan pil pahit karena tak mampu menghadapi ketidakpastian pasar.
3. Complexity, yaitu sebuah kerumitan. Ketika kamu hendak mengambil keputusan maka kamu harus mempertimbangkan banyak hal. Dahulu tatkala membuat keputusan misalnya saja dalam berbisnis. Biasanya hal yang menjadi pertimbangan adalah seberapa manfaat produk yang kamu tawarkan kepada customer. Selama produk yang kamu tawarkan bermanfaat bagi pembelimu maka dipastikan produkmu akan laku. Sayangnya hal tersebut tidak dapat diterapkan pada era sekarang. Banyak hal yang harus kamu pertimbangkan.
4. Ambiguity adalah sebuah kerancuan. Apa yang kamu kerjakan dahulu akan berbeda hasilnya dengan apa yang kamu kerjakan pada saat ini meskipun pola kerjanya sama. Begitulah ambiguity. Bisnis ataupun pekerjaan sekarang memang sudah serba rancu. Kalau dulu sesuatu dapat ditentukan secara sederhana semisal bila ada sebuah masalah A maka rumus penyelesaian dari masalah tersebut adalah B. Sekarang tidak dapat seperti itu. Perlu dirumuskan secara complicated agar dapat menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Komentar
Posting Komentar